Jumat, 28 Januari 2011

MANUSIA DAN KEBENARAN

Ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan pencarian kebenaran, yakni kebenaran ilmiah. Ada banyak yang termasuk pengetahuan manusia, namun tidk semua hal itu langsung kit golongkan sebagai ilmu pengetahuan. Hanya pengetahuan tertentu, yang diperoleh dari kegiatan ilmiah, dengan metode yang sistematis. Dalam sejarah filsafat, terdapat beberapa teori tentang kebenaran, diantaranya tiga yang utama, yakni: Pertama, teori kebenaran ebagai persesuaian atau disebut juga teori korespondensi;kedua:teori kebenaran sebagai peneguhan,atau disebut juga sebagai teori koherensi; dan ketiga, teori pragmatis.
Manusia sebagai dinamika selalu aktif mengembangkan dirinya dan ilmu pengetahuannya. Semuanya ini dilakukan untuk mencari kebenaran. Maka timbul pertanyaan sesungguhnya bagaimana relasi antara ilmu pengetahuan manusia dengan kebenaran.manusia adalah makhluk yang kompleks, yang tidak sederhana, Manusia juga makhluk yang “misterius”.
Pendapat para filosof:
Manusia merupakan tolok ukur segala sesuatu oleh karenanya kebenaran tergantung pada manusianya; relativisme adalah visinya.. (Protagoras 481 -411 SM.
Murid plato ini berpendapat bahwa kebenaran terletak pada kesesuaian antara pernyataan budi dan realitas(Aris toteles)6. Augustinus 354 – 430
Budi manusia “rasio insani” dapat mencapai kebenaran yang tetap, tak tergoyahkan, asal berpartisipasi dalam “budi illahi” mencapai terang.Manusia dengan transendennya dapat mengatasi struktur alam jasmani, dengan budinya dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya.(Agustinus)

Kesimpulannya adalah Manusia dengan ilmu pengetahuannya mencari bukti-bukti sebagai evidensi untuk mendapatkan kebenaran. Hanya dengan ilmu pengetahuanlah manusia mendapatkan kebenaran,namun karena sifat tidak puas yang ada pada manusia, maka manusia selalu mencari kebenaran

KEMUNAFIKAN PERADABAN

Terkadang kita memaknai perjuangan teman kita adalah suatu hal yang nista, terkadang kita juga benci politik, padahal kemerdekaan Indoneia bukan hanya karna bambu runcing, namun lebih jauh perjuangn kemerderkaan Indonesia adalah proses politik yang panjang dan berat yang telah di lakukan oleh para pendahulu bangsa.
Mahasiswa yang merupakan bagian dari sejarah bangsa ini telah banyak berbuat untuk bangsa ini tanpa harus menuntun " apa yang bangsa ini berikan kepada kami ", namun tak jarang mahasiswa mendapat hujatan dari rakyat termasuk mahasiswa itu sendiri yang hanya bisa menonton, dan tak bisa membaca alur cerita, selalu menganggap perjuangan adalah spekulasi murahan, padahal apapun itu yang di lakukan mahasiswa merupan wujud kecintaan mahasiswa terhadap bangsa ini sekarang dan untuk waktu yang tak terbatas.
Mari bangkit kelompok intelektual yang terpinggirkan dari peradaban yang penuh kemunafikan ini...
.....

AKU MELIHAT INDONESIA

Jika aku berdiri di pantai Ngliyep Aku mendengar lautan Indonesia bergelora Membanting di pantai Ngeliyep itu Aku mendengar lagu & sajak Indonesia
Jikalau aku melihat Sawah menguning menghijau Aku tidak melihat lagi Batang padi menguning – menghijau Aku melihat Indonesia
Jika aku melihat gunung-gungung Gunung Merapi, gunung Semeru, gunung Merbabu Gunung Tangkupan Prahu, gunung Klebet Dan gunung-gunung yang lainAku melihat Indonesia

Jika aku menghirup udara iniAku tidak lagi menghirup udara Aku menghirup Indonesia
Jika aku melihat wajah anak-anak di desa-desa Dengan mata yang bersinar-sinar(berteriak) Merdeka! Merdeka!,Merdeka!
Aku bukan lagi melihat mata manusia. Aku melihat Indonesia!(Bung Karno)

Kamis, 27 Januari 2011

PERJUANGAN

Sejak dahulu turun temurun,
Berzaman-zaman berkurun2,
Sejarah menukilkan, riwayat menyebutkan,
Perjuangan itu pangkal kejayaan.

Bukankah sesudah hujan lebat,
Segala tumbuh2an segar sehat,
Bukankah satelah air bah melimpah,
Sekali pantai berubah!

Bila waktu mencapai ujung usaha,
Adakah hasil atau kecewa,
Maka berjuang hebat itulah penutup kata,
Pemutus akhir hina atau mulia.

Bukankah berjuang itu maha dahshat,
Hebat,payah, gelisah, resah,
Tetapi berjuang juga ‘kan jadi hebat,
Bagi Perwira yang berhati tabah.

Kerana itulah disaat pembangunan ini,
Jiwa semangat kita mesti tahan uji,
Berjuang sajalah lambang kita kini,
Dalam mencapai cita – cita suci .