GAGAL ATAU TERTUNDA
Oleh : FESDIAMON.S.PdI
Sebuah impian (vision) selalu membuat kita merasa bahwa kita akan hidup
seribu tahun lagi. Terkadang kita selalu merasa bahwa setiap usaha kita
dalam menggapai impian adalah kebenaran. Apakah impian itu mimpi? Atau
cita-cita? Atau hanya sekedar harapan hampa agar kita tetap bertahan
hidup (survive) di garis kebenaran yang kita yakini, meskipun sebenarnya
kita tidak pernah memahami apa itu kebenaran dalam pencapaiaan sebuah
impian.
Dalam menggapai impian, kita sering kali menghalalkan
kedzoliman dan mengharamkan kebenaran secara sadar maupun tidak. Dalam
menggapai impian, kita juga melibatkan semua potensi yang ada disekitar
kita, tanpa harus kita tahu apakah semua potensi tersebut bersedia untuk
kita libatkan dalam pencapaian impian pribadi kita.
Kita kerap kali
salah menempatkan impian sebagai sesuatu keharusan yang harus kita
peroleh, padahal pada hakekatnya impian bukanlah sebuah kewajiban, dan
kewajiban jangan di jadikan sebuah impian. Kewajiban adalah sesuatu yang
tidak ada hubungannya dengan impian. Namun, dalam usaha pencaapaian
impian ada kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi. Kewajiban yang
di maksudkan dalam pencapaian sebuah impian bukanlah kewajiban versi
kebenaran yang harus kita lakukan dalam keadaan kita sedang mengimpikan
sesuatu ataupun tidak, tetapi kewajiban yang hanya berlaku pada saat
kita mengimpikan sesuatu.
Saya termasuk orang yang meyakini bahwa
impian adalah mimpi yang akan hilang ketika kita bangun dari tidur
panjang, dan setelah kita bangun impian menjelma menjadi sebuah
cita-cita yang untuk mewujudkannya perlu sebuah keyakinan serta usaha
yang konstruktif.
Ketika kita merasa gagal dalam sebuah usaha
pencapaian keinginan, kita terkadang tidak menyadari bahwa kita sedang
menggapai impian atau meraih cita-cita. Kegagalan hanya terjadi ketika
usaha telah kita lakukan dan hasinya tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Apakah untuk mewujudkan impian perlu usaha? Sesuai dengan
pemahaman saya tentang arti sebuah impian, impian adalah sebuah mimpi.
Maka, tidak perlu ada usaha untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.
Namun, perlu ada usaha untuk bangun dari tidur panjang dan untuk
seterusnya impian dikemas dalam bentuk cita-cita yang konstruktif. Kalau
sudah menjadi cita-ciata, tentulah misi hidup lebih jelas dan terarah.
Bisa jadi cita-cita adalah misi hidup atau cita-cita merupakan salah
satu instrumen untuk mencapai sebuah misi hidup.
Tidak ada kegagalan
ketika usuha pencapaian cita-cita sedang berlangsung. Kegagalan
sesungguhnya adalah ketika kita merasa putus asa dalam mengapai
cita-cita. Sehingga, kita tidak mampu lagi melanjutkan usaha pencapaian
tersebut. Hal sepeti ini bukanlah sebuah keberhasialn yang tertunda.
Keberhasilan yang tertunda adalah ketika kita telah berusaha sekuat
tenaga serta berdo'a namun hasil yang kita peroleh belum sesuai dengan
apa yang kita inginkan. Berserah diri dalam usaha pencapaian cita-cita
adalah sebuah kewajiban, karena yang di nilai Allah bukanlah hasil,
namun usaha yang kita lakukan, karena hasil adalah hak mutlak - Nya.
Maka, dari itulah kita harus meyakini bahwa gagal atau berhasil bukanlah
kita yang menentukan. Jadi, tidak ada kegagalan versi kebenaran. Yang
ada hanya sesuatu kebaikan pasca usaha dan do'a, yang terkadang kita
sendiri tidak mampu melihat kebaikan tersebut, karana rahsia kebenaran
akan tersingkap ketika kita tak pernah putus asa dalam ikhtiar.
Mengutip sebuah statmen Mario Teguh, "Kita boleh mengorbankan apapun
untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi jangan kebenaran." Makna
yang terkandung dalam kutipan ini tentulah sangat jelas bahwa kebenaran
tidak bisa digantikan dengan apapun, termasuk digantikan dengan keingnan
atau cita-cita kita. Kebenaran bukanlah pilihan, bukan pula pemberian,
tapi kebenaran adalah satu-satunya alasan kita untuk tetap hidup mulia
di tengah hiruk pikuk dunia dalam mencapai ambisinya. Dan kita sebagai
makhluk sepurna yang diciptakan-Nya hendaknya tetaplah takhluk pada
kebenaran dalam berikhtiar menggapai cita-cita, agar tidak ada kegagalan
dan tidak ada yang tertunda, yang ada hanya kebaikan dan ridho
dari-NYA.
DALAM KEBENARAN SELALU ADA PERJUANGAN.
DALAM PERJUANGAN BELUM TENTU ADA KEBENARAN.
KARENA YANG ADA HANYA PEJUANG KEBENARAN.
ENTAH DI MANA KEBENARAN DALAM SEBUAH PERJUANGAN.
JADILAH PEJUANG KEBENARAN,
BUKAN BERJUANG DI BALIK KEBENARAN.
Sungai Penuh,
Kamis 15 Desember 2011. Jam 22.28 Wib