Jumat, 21 Desember 2012

Jambi, 21 Desember 2012, Jam 2.43 WIB



TERPASUNG OLEH TAKDIR
OLEH : FESDIAMON


Malam ini aku tak bisa tidur. Banyak beban di fikiranku yang tak dapat ku rangkai dalam sebuah tindakan. Dunia sekarang mungkin saja sedang menganalisis kembali kemungkinan terjadinya kiamat yang di prediksikan oleh suku maya akan terjadi pada malam ini. Namun, ini bukanlah penyebab mata ini tak mau kompromi dengan waktu.
Ada yang menarik bagi mata ini untuk tidak kompromi dengan waktu, yakni menarawang kembali tentang aku yang sudah sangat lama terpasung. Terpasung dari hiruk pikuk perjuangan rakyat dalam merebut kembali kedaulatannya. Emapat tahun yang lalu, tepatnya tanggal 22 Desember 2007 adalah akhir dari eksistensi ku sebagai demonstran. Rasanya ingin kembali kemasa itu, namun apalah daya, gerakan ini terpasung oleh takdir.
Sekarang saya akan memasuki semester III bangku perkuliahan di Program Magister Ilmu Hukum Unoversitas Jambi. Telah ku cuba untuk mengalihkan bakat ku dari yang dulu hobi membaca realiata sosial hingga hobi membaca buku-buku ilmiah yang penuh dengan teori-teori. Menjadi akademisi adalah satu-satunya pilihan dalam keterpasungan ini. Namun, kepuasan untuk berekspresi tak pernah kudapatkan seperti saat aku masih hobi membaca realita sosial yang tersirat dengan merdekanya. Identitas diri ku terasa sudah memudar, aku tidak tahu sampai kapan aku akan lepas dari keterpasungan ini.
Malam ini adalah perenungan yang mendalam tentang identitas diri ini yang sebenarnya. Apakah diri ini adalah seorang pecundang atau pejuang. Sesak rasanya dada ini melihat kawan-kawan yang lain berjuang dengan merdekanya, bahkan sesusuka hatinya tanpa harus lagi didasari nilai-nilai ideologi. Namun, kembali lagi diri ini berkata ”Aku terpasung, Aku tak mampu melurususkan kembali khittah perjuangan mu wahai para penerus perjuangan”.
Segumpal semangat juang sedang mengkristal di hati ini, entah kapan kristal ini akan ku persembahkan untuk rakyat? Aku terpasung karena aku tak tertandingi pada waktu itu. Waktu dimana dengan izin-NYA aku mampu menciptakan situasi, mengukir sejarah serta melepaskan rakyat dari genggaman penguasa tirani nan dzolim.
Kesabaran ku benar-benar sedang diuji, semoga nanti tiba saatnya yang paling indah, yakni ketika aku diberi hadiah oleh Allah atas kesabaran ku ini. Sehingga aku mampu kembali lagi seperti dahulu dengan kondisi yang tentunya lebih baik dan diridhoi Allah SWT. Amin Allahumma Amin.
Sekarang saatnya saya harus tidur, dan kembali beraktivitas esok hari dalam keterpasungan. Saya tak kuasa melepaskan diri dari keterpasungan ini, hanya Allah nyang mampu melepaskannya. Seandainya besok adalah hari terakhir dari ujian ini, maka seketika itu juga saya akan berteriak pada dunia “ Engkau terlalu kecil bagi Tuhan ku “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar