Kamis, 28 Maret 2013

Adat


prosesi adat penobatan depati nanggalo tuo tanah mandapo di Hamparan Rawang – Kerinci Jambi



Indonesia, negara dengan berbagai julukan, mulai dari maritim hingga negarfa agraris, dengan semua biodiversity yang dipunyai nya merupakan anugrah tak ternilai dari yang maha kuasa. Dengan ratusan ribu pulau yang terhampar luas, tentunya penduduk yang mendiami nya pun beragam pula. Berbagai suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa dan segala keragaman itu membentuk Indonesia. Itulah Indonesia. Jati diri bangsa yang hampir terlupakan. Tidak salah lagi, para pendiri bangsa mengambil bhinneka tungga ika sebagai slogan negara besar ini.
berangkat menuju rumah gedang dari 
rumah nenenk setelah memohon doa restu nenek dengan dikawal oleh dua 
orang hulu balang dan diiringi oleh anak jantan dan anak batino.
berangkat menuju rumah gedang dari rumah nenenk setelah memohon doa restu nenek dengan dikawal oleh dua orang hulu balang dan diiringi oleh anak jantan dan anak batino.
Ditinjau dari perspektif entnografis nya, tiap suku bangsa memiliki adat budaya sendiri yang secara turun temurun akan selalu di jaga kelestariannya. Produk adat istiadat itu jika dikemas dengan dukungan berbagai pihak akan sangat baik untuk menjadi produk pariwisata, dan dengan banyaknya produk pariwisata yankg dikemas dengan apik dengan tetap menjaga kesakralan, entitas dan identitas aslinya maka kita juga mempunyai cara lain untuk tetap menjaga kemurnian, keberlangsungan dan kekuatan adat budaya nusantara. Hanya saja sense of belonging anak muda sekarang ini banyak tergerus arus perubahan jaman yang selalu digembar-gemborkan melalui berbagai media.
perjalanan ke rumah adat, rumah 
gedang depati dua nenek
perjalanan ke rumah adat, rumah gedang depati dua nenek
Salah satu hal yang belum diketahui banyak orang, dan saya yakin orang Indonesia pun tidak tahu, ada suku Kerinci yang mendiami lembah kerinci di sekitar kaki Gunung Kerinci, Gunung api tertinggi ke – 2 di Indonesia, yang merupakan suku melayu tertua di dunia. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa suku bangsa Kerinci lebih tua dari suku inca yang mendiami daratan amerika. Bukankah hal ini membanggakan?? salah satu suku purba yang ada di dunia dengan ketinggian budayanya yang masih bisa bertahan di tengah gempuran budaya barat yang terlalu terbuka disana sini ternyata ada di Indonesia.
para depati,pemangku adat lainnya, 
anak jantan anak batino, tunggu rumah (berbaju merah) berkumpul sambil 
berparo melakukan kaji adat sambil menunggu calon depati baru 
dipasangkan sunting dan dinobatkan
para depati,pemangku adat lainnya, anak jantan anak batino, tunggu rumah (berbaju merah) berkumpul sambil berparo melakukan kaji adat sambil menunggu calon depati baru dipasangkan sunting dan dinobatkan
So well, ga perlu lah saya terlalu banyak ceramah karena banyak blog ataupun media yang sudah mengangkat tema ini, khususnya tentang budaya kerinci ini. Disini saya hanya ingin sharing dengan reader semua tentang prosesi pengangkatan ketua adat, yang dalam bahasa Kerinci disebut Depati.
suasana diluar rumah adat
suasana diluar rumah adat
Dalam budaya kerinci, adat bersendi syara’, syara bersendi kitabullah. Pemahaman slogan itu disini secara garis besarnya adalah adat yang berkembang di tanah mendapo sakti alam kerinci adalah adat yang selalu didasarkan pada kitabullah, Al-quranur karim. Yap, benar sekali, suku kerinci adalah suku bangsa yang beragama islam 100 %. Jadi apapun yang berkaitan dengan adat selalu berpedoman pada Al Quran dan sunah rasul.
bapak lagi dipasangkan sunting
bapak lagi dipasangkan sunting
Berdasarkan struktur adat istiadat yang berkembang di Kerinci, dikenal istilah kedepatian yang di pimpin oleh depati ninik mamak. Kekuatan Depati menurut adat dikisahkan memenggal putus, memakan habis, membunuh mati. Depati mempunyai hak yang tertinggi untuk memutuskan suatu perkara. Dalam dusun ada 4 pilar yang disebut golongan 4 jenis, yaitu golongan adat, ulama, cendekiawan dan pemuda. Keempat pilar ini merupakan pemimpin formal sebelum belanda masuk Kerinci 1903. Sesudah tahun 1903, golongan 4 jenis berubah menjadi informal leader. Pemerintahan dusun(pemerintahan Depati) tidak bersifat otokrasi. Segala maslah dusun, anak kemenakan selalu diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
prosesi mengenakan baju penobatan 
dengan mengenakan baju model turki
prosesi mengenakan baju penobatan dengan mengenakan baju model turki
Gelar depati sendiri diturunkan dari mamak (paman) ke keponakan. Depati juga mempunyai tugas menyelesaikan segala perkara anak jantan anak batino dengan tetap berpegang pada sko yang didasari slogan adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah.
setelah selesai menunggu sebelum 
penobatan berfoto dulu dengan anak batino
setelah selesai menunggu sebelum penobatan berfoto dulu dengan anak batino
Kebetulan sekali saya, pada tanggal 3 maret 2013 kemaren berkesempatan menyaksikan langsung penobatan bapak saya menjadi depati di Hamparan Rawang, tepatnya di rumah adat , rumah gedang depati dua nenek yang mana merupakan tempat berkumpulnya seluruh depati alam kerinci dalam menyelesaikan suatu perkara adat. Dan gelar kedepatian yang disandang oleh bapak saya adalah DEPATI NANGGALO TUO TANAH MANDAPO.
prosesi penobatan
prosesi penobatan
Rawang sendiri atau dikenal dengan Hamparan Rawang adalah Tanah Sebingkeh yang merupakan kedudukan Depati IV Delapan Helai Kain Alam Kerinci yang memimpin kedepatian Hamparan Rawang. Tanah Sebingkeh dulu disebut Tanah Sebingkeh Payung Sekaki atau dalam dialek lokal Rawang disebut Tanah Sabingkoh Payu nga Sakakai. Dulu disebut kedepatian Hamparan Besar Tanah Rawang. Sebelum penjajahan Belanda, kedepatian merupakan bentuk pemerintahan tertinggi di Kerinci. Pusat dari Tanah Sebingkeh adalah sebuah lapangan seukuran lapangan voli di tengah-tengah pemukiman warga desa Maliki Air dan Kampung Dalam. Lapangan ini disebut tanah mendapo, yang biasa dipakai sebagai tempat perhelatan pesta adat kenduri sko (kenduri pusaka).
prosesi penobatan
prosesi penobatan
Sebelum hari H penobatan telah banyak dilakukan prosesi adat, yang kebetulan saya belum terlalu paham. Insya allah di lain kesempatan akan dituliskan disini. Dan beberapa malam sebelum penobatan ada kesenian tradisional yang ditampilkan disekitar rumah gedang (rumah adat) seperti pencak silat (mamencok dalam bahasa rawang) yang dilakukan oleh hulu balang. Lalu juga ada kesenian tradisional lainnya.
hatur sembah anak batino dan 
tunggu rumah
hatur sembah anak batino dan tunggu rumah
sayangnya saya ga dapet foto bapak di antar pulang dengan iring-iringan yang panjang dari anak batino, sesampainya dirumah adalagi prosesi dimana ibu saya udah nunggu ditemani oleh tengganai dari pihak ibu lalu diakhir acara seperti biasa ada kenduri.
selang beberapa hari kemudian ada lagi acara penyerahan sko adat yang juga dilaksanakan dirumah gedang depati dua nenek. sayang sekali saya udh ga di kerinci jadi ga bisa menyaksikan secara langsung.
demikian sekilas prosesi adat di kerinci dalam acara penobatan gelar kedepatian. banyak hal yang belum tersampaikan dengan lugas karena data yang saya peroleh pun belum terlalu banyak. insya allah dilain kesempatan akan saya postingkan yang lebih rinci sambil menunggu data yang terkumpul mencukupi untuk share….so thanks ya yang udah sudi mampir….

-->Sumber : http://abangszone.wordpress.com/2013/03/10/depati-nanggalo-tuo-tanah-mandapo/?blogsub=confirming#subscribe-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar